Pernah bertanya bagaimana produk segar seperti daging, susu dan juga obat-obatan tetap terjaga kualitasnya meskipun dikirim dalam sebuah perjalanan yang jauh? Jawabannya adalah adanya sistem cold chain. Mungkin Anda bertanya apa itu cold chain dan bagaimana sistem pengiriman ini bekerja untuk menjaga kualitas produk yang dikirim.
Bagi pelaku bisnis, memahami apa yang dimaksud dengan cold chain adalah hal yang krusial. Perlu dipahami bahwa cold chain tidak hanya sekedar rantai distribusi biasa. Sistem pengiriman ini mengandalkan pengendalian suhu ketat hingga nantinya produk yang dikirim bisa tetap awet dan aman untuk dikonsumsi saat sampai.
Lantas, apa itu cold chain dan bagaimana sistem ini bekerja dalam mata rantai pengiriman? Simak ulasan selengkapnya!
Sekilas Tentang Apa itu Cold Chain

Dalam pengertian singkat, cold chain adalah sistem logistik yang dirancang guna menjaga produk tetap dalam suhu tertentu selama proses distribusi. Sistem ini melibatkan serangkaian hal mulai dari penyimpanan hingga pengiriman.
Dengan kontrol suhu yang ketat, sistem pengiriman ini akan memastikan jika produk yang tergolong sensitif seperti daging, susu dan obat-obatan termasuk pengiriman sampel laboratorium tetap terjaga kualitasnya saat sampai ke tangan konsumen.
Berbeda dengan distribusi biasa, sistem cold chain ini mengandalkan teknologi khusus. Misalnya saja, pengiriman yang dilakukan menggunakan truk berpendingin khusus serta pemantau suhu real time. Tanpa detail ini, bisa jadi produk yang dikirim tidak bisa bertahan lama dan akan rusak ketika sampai tujuan pengiriman.
Komponen Utama dalam Sistem Cold Chain

Untuk menjaga kualitas produk tetap optimal selama proses pengiriman berlangsung, sistem cold chain mengandalkan beberapa komponen utama yang saling terhubung. Tentu saja, pemahaman terkait apa itu cold chain harus dibarengi dengan pengetahuan tentang komponen yang digunakan.
Adapun beberapa komponen utama dalam sistem cold chain ini di antaranya:
1. Penyimpanan Berpendingin
Salah satu komponen utama dalam sistem cold chain adalah penyimpanan berpendingin. Dalam sistem ini, produk yang hendak dikirim akan disimpan dalam suhu tertentu sesuai kebutuhan. Misalnya saja, produk makanan beku akan disimpan dalam suhu -18 derajat celcius dan sekitar -8 derajat celcius untuk vaksin.
Selain suhu yang cenderung lebih stabil, gudang penyimpanan berpendingin juga dilengkapi dengan sistem pemantauan otomatis. Sistem ini bertujuan untuk mendeteksi perubahan suhu yang terjadi sekecil apapun. Dengan demikian, penanganan pada kemungkinan kerusakan yang terjadi bisa diminimalkan.
2. Transportasi Dingin
Transportasi dingin juga menjadi komponen utama dalam apa itu cold chain. Pengiriman produk dengan sistem cold chain mengandalkan armada khusus seperti truk atau kontainer berpendingin. Kendaraan ini dilengkapi dengan sistem kontrol suhu yang bisa diatur sesuai dengan kebutuhan.
Bahkan, beberapa layanan pengiriman cold chain juga dilengkapi dengan pemantauan suhu secara real time. Dengan sistem ini, perusahaan nantinya memiliki kesempatan untuk melacak kondisi produk selama pengiriman dan bisa melakukan tindakan dengan segera apabila terjadi kendala.
Hanya saja, memang, pilihan transportasi untuk proses pengiriman ini tidak terlalu banyak. Anda bahkan bisa jadi perlu mengeluarkan biaya lebih banyak untuk keperluan pemilihan alat transportasi yang tepat.
3. Kemasan Thermal
Kemasan memiliki peran yang cukup vital dalam sistem cold chain, terutama untuk menjaga suhu produk tetap stabil ketika proses pengiriman. Terkait hal ini, kemasan yang biasanya digunakan adalah kemasan thermal.
Sesuai namanya, kemasan ini dibuat dengan bahan khusus yang mampu menjaga suhu tetap stabil dan menghindarkan paparan panas dari luar pada produk yang dikirim. Selain itu, biasanya juga ditambahkan bahan tambahan seperti dry ice untuk pengiriman makanan untuk memastikan produk makanan tetap awet dan aman selama proses pengiriman.
Beberapa poin di atas adalah ragam komponen utama dalam proses pengiriman dengan sistem cold chain. Bisa dikatakan jika masing-masing komponen memiliki fungsi yang krusial dan saling terhubung satu sama lain hingga nantinya proses pengiriman berjalan dengan lancar dan kualitas produk yang dikirim tetap optimal.
Tantangan dan Resiko dalam Pengiriman Cold Chain

Ketika membahas tentang apa itu cold chain, bisa dilihat bahwa sistem pengiriman ini menawarkan solusi yang tepat dan aman untuk setiap pengiriman produk yang sensitif terhadap suhu. Hanya saja, perlu disadari bahwa tetap ada tantangan dan resiko yang mungkin dihadapi dalam proses pengiriman ini.
Fluktuasi suhu ketika transit adalah salah satunya. Apalagi, terkadang, proses pengiriman tidak selalu mulus. Ada saja gangguan yang terjadi di jalan dan menyebabkan keterlambatan. Waktu pengiriman yang lebih lama bisa jadi akan berpengaruh pada ketahanan produk yang hendak dikirim.
Tidak hanya itu, pengiriman dengan sistem cold chain memerlukan infrastruktur khusus sebagaimana yang telah disebutkan tadi. Hal ini berpengaruh pada biaya operasional yang harus dikeluarkan. Bisa jadi, karena adanya beberapa infrastruktur yang harus dipersiapkan secara khusus, maka biaya operasional yang diperlukan pun akan membengkak.
Satu lagi tantangan dari pengiriman cold chain adalah dampak lingkungan dari penggunaan bahan pendingin serta penggunaan energi. Seperti diketahui, sistem pengiriman ini memerlukan energi besar untuk menjaga suhu agar tetap stabil. Serta, ada tambahan bahan pendingin yang digunakan untuk mengoptimalkan pengiriman.
Oleh karenanya, selain memastikan teknologi yang digunakan adalah teknologi yang ramah lingkungan, tambahan bahan pendingin yang aman sangat diperlukan. Dalam hal ini, produk dry ice dari distributor dry ice Bogor, Atlantic Dry Ice adalah pilihan yang tepat sebab tidak menyebabkan polusi.