Dry ice memiliki sifat yang sangat unik. Tidak seperti es batu yang berubah menjadi air, inovasi es kering ini dapat mengubah zat padatnya menjadi gas. Artinya, proses dry ice ini tergolong istimewa, dengan banyak kelebihan yang ditawarkan.
Ya, pemanfaatan produk ini dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam lingkup industri sangat kompleks. Mulai dari mempertahankan suhu dingin makanan selama pengiriman atau penyimpanan, mengawetkan sampel medis, menciptakan efek kabut, hingga pembersihan industri.
Beberapa manfaat dry ice tadi mengandalkan proses menyublim. Lantas, seperti apa proses tersebut? Simak terus untuk menemukan jawabannya sampai akhir.
Apa itu Dry Ice?

Dry ice atau es kering merupakan bentuk padat dari karbon dioksida (CO2). Bisa demikian dikarenakan suhu dry ice berada di titik paling rendah. Hingga diperlukan cara khusus saat memegangnya.
Meski demikian, karena suhu tersebut, dry ice bisa memberikan banyak manfaat yang berkaitan dengan kebutuhan suhu rendah dalam waktu lama. Seperti menjaga benda tetap beku, dengan keunggulan tanpa meninggalkan residu.
Inilah yang menarik perhatian sejumlah orang, mengapa bisa demikian? Pertama, kita harus mengenal terlebih dahulu karbon dioksida (CO2) yang merupakan zat utama pembentukan dry ice.
CO2 secara alami berada di atmosfer sebagai gas yang dihasilkan dari proses pernapasan makhluk hidup dan pembakaran bahan bakar fosil. Sementara es batu, terbuat dari zat air (H2O).
Sama seperti air, karbon dioksida dapat didinginkan dan ditekan dengan suhu tertentu hingga membentuk zat padat, yang kemudian dikenal dengan dry ice.
Proses Penyubliman Dry Ice, Seperti Apa?

Karbon dioksida yang dipadatkan menjadi dry ice dapat menjadi gas kembali. Proses padat menjadi gas atau gas menjadi padat ini disebut dengan istilah menyublim.
Nah, ketika dry ice menyublim, maka langsung berubah menjadi gas CO2 kembali, yang mengakibatkan dry ice menghasilkan efek kabut dingin untuk keperluan industri maupun hiburan.
Prose penyubliman ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, terutama suhu dan tekanan. Pada tekanan atmosfer normal, dry ice menyublim pada suhu -78,5 derajat Celcius. Sebaliknya, jika tekanan ditingkatkan, dry ice dapat bertahan dalam bentuk padat lebih lama sebelum menyublim.
Suhu lingkungan juga memainkan peran penting dalam proses penyubliman. Makin tinggi suhu di sekitar dry ice, makin cepat proses penyubliman terjadi. Itulah sebabnya, dry ice disimpan dalam wadah yang sangat terisolasi. Tidak lain untuk memperlambat proses sublimasi, sekaligus mempertahankan suhu rendahnya lebih lama.
Detail Terkait Mekanisme Penyubliman Dry Ice

Perubahan dry ice melalui sejumlah tahapan mekanisme untuk mengubah bentuk padatnya menjadi gas, tanpa melewati fase cair. Proses penyubliman ini terjadi dari beberapa tahapan penting yang menjelaskan dry ice berubah bentuk dan menghasilkan efek kabut dingin yang unik.
1. Tahapan dalam Proses Penyubliman
Tahapan awal terkait proses penyubliman dry ice terdiri dari beberapa hal, yaitu:
- Pemanasan Awal: Ketika dry ice terkena suhu di atas -78,5 derajat Celcius, partikel-partikel permukaannya mulai menyerap energi panas dari lingkungan sekitarnya.
- Perubahan Fase: Setelah menyerap cukup panas, molekul-molekul CO2 dalam dry ice mulai bergetar lebih cepat dan bergerak menjauh satu sama lain.
- Pembentukan CO2: Molekul-molekul CO2 yang telah terlepas dari struktur padat dry ice menjadi gas. Mengingat gas CO2 yang dihasilkan bersifat sangat dingin, jika berada di lingkungan lembap, terbentuk kabut tebal akibat kondensasi uap air di udara.
2. Perbedaan Penyubliman Dry Ice dengan Pelelehan Es Biasa
Perbedaan utama antara penyubliman dry ice dan pelelehan es biasa yaitu dry ice tidak melewati fase cair. Ketika dry ice menyublim, es kering tersebut langsung berubah dari zat padat menjadi zat gas.
Sebaliknya, es biasa yang terbuat dari air harus melewati fase cair terlebih dahulu sebelum menjadi uap. Proses lelehan es biasa terjadi pada suhu 0 derajat Celcius, di mana es berubah menjadi air. Kemudian, pada suhu 100 derajat Celcius, air berubah menjadi uap.
Aplikasi Penyubliman Dry Ice dalam Kebutuhan Sehari-hari

Proses penyubliman ini melahirkan berbagai fungsi dry ice. Salah satunya yaitu untuk membersihkan yang disebut dengan pembersihan kriogenik. Ini adalah teknik peledakan yang mirip dengan sand blasting, tetapi menggunakan dry ice pelet.
Saat terkena benturan, pelet dry ice menguap menjadi gas karbon dioksida. Dan volumenya meningkat hingga 700 kali lipat. Inilah alasan mengapa satu bongkahan dry ice mampu menghasilkan asap yang tebal.
Selain itu, ada satu hal yang tak kalah penting untuk diketahui dalam memahami proses dry ice menjadi gas, yakni memperhatikan keamanan dalam penggunaan dry ice. Es kering memiliki risiko karena suhunya yang rendah. Bisa menyebabkan radang dingin atau luka terbakar dingin.
Pastikan Anda melakukan sejumlah langkah keamanan saat menangani dry ice. Penggunaan sarung tangan pelindung dan alat pelindung diri lainnya adalah hal yang sangat penting.
Selain itu, dry ice harus disimpan dalam wadah yang berventilasi untuk menghindari penumpukan gas CO2 yang dapat berbahaya jika terhirup dalam jumlah besar. Serta, Anda sebaiknya melakukan pembuangan dry ice secara hati-hati, dengan membiarkannya menyublim di area terbuka dan berventilasi baik.
Atlantic Dry Ice: Pilihan Tepat untuk Kebutuhan Dry Ice Anda

Sebagai supplier dry ice nomor satu di Indonesia, Atlantic Dry Ice menjamin produk dry ice yang berkualitas tinggi dan ideal untuk berbagai kebutuhan Anda. Mulai dari pendinginan hingga efek khusus untuk hiburan.
Pengiriman dry ice dari Atlantic Dry Ice juga sudah mencakup seluruh wilayah di Indonesia, mulai dari pengiriman dry ice Jakarta, hingga kota-kota Kabupaten. Tidak ada maksimal pemesanan dengan jaminan pengiriman secara aman dan tepat waktu.
Segera hubungi Atlantic Dry Ice untuk pembelian yang mudah dengan harga terbaik.