Cara Menyimpan Botol Sampel Laboratorium yang Aman, Tak Boleh Sembarangan!

Botol sampel laboratorium, Sumber: buchi.com

Botol sampel laboratorium merupakan salah satu alat lab yang memerlukan perlakuan khusus. Pasalnya, umumnya, botol sampel terbuat dari material kaca yang mudah pecah serta berisi cairan sampel yang harus dijaga keakuratannya.

Adapun sampel laboratorium dapat berupa urine, darah, cairan tubuh, jaringan tubuh, feses hingga jenis cairan lain yang diambil dari bagian populasi sebagai sumber data penelitian. Sementara itu, sampel yang diambil pun tidak sembarangan melainkan menggunakan cara serta perhitungan tertentu.

Jadi tidak heran jika menyimpan sampel penelitian tidak boleh dilakukan sembarangan. Beberapa poin yang perlu Anda perhatikan dalam menyimpan botol sampel laboratorium hingga ke proses penyimpanan sampelnya bisa Anda simak di bawah ini.

Cara Menyimpan Botol Sampel Laboratorium

Botol sample lab, Sumber: esdm.go.id
Botol sample lab, Sumber: esdm.go.id

Botol sampel reagen merupakan wadah khusus untuk menyimpan, menampung serta mengelola bahan kimia di laboratorium. Botol sampel tersebut tidak terbuat dari kaca biasa, melainkan sudah dirancang secara khusus dengan fitur yang memenuhi persyaratan dan standar penyimpanan reagen.

Pada umumnya botol sampel terbuat dari plastik atau kaca yang tahan terhadap reaksi kimia tertentu. Di mana botol kaca tersebut digunakan untuk menyimpan reagen yang bersifat lebih korosif atau untuk bahan kimia yang membutuhkan kestabilan atau ketahanan.

Sedangkan botol plastik bisa menjadi alternatif ketika Anda menginginkan alat yang kompatibel, praktis, tahan dan memiliki harga yang lebih terjangkau. 

Nah, untuk menjaga keutuhan dan fungsi dari botol sampel, tentu Anda harus mengetahui cara menyimpan botol sampel laboratorium yang benar, bukan? Berikut tipsnya:

  • Bersihkan Sebelum Disimpan

Pertama pastikan Anda membersihkan botol terlebih dahulu dari sisa-sisa zat untuk menghindari kerusakan atau korosi yang disebabkan oleh zat kimia yang tersisa.

  • Gunakan Pelindung

Untuk alat atau botol yang sensitif terhadap udara atau cahaya, Anda bisa menggunakan pelindung seperti wadah kedap udara atau lapisan khusus untuk memastikan alat terlindungi dari cahaya serta radiasi.

  • Klasifikasi

Menyimpan botol sampel laboratorium akan lebih tepat jika berdasarkan kualifikasi. Seperti material botol (kaca dan plastik) serta ukuran atau kapasitas botol. Dengan begitu proses pencarian botol akan lebih mudah dan penyimpanan juga lebih rapi.

  • Rawat Secara Rutin dan Berkala

Setelah memperhatikan tips penyimpanan botol sampel di atas, Anda juga perlu melakukan pengecekan serta perawatan berkala. Hal ini bertujuan untuk mencegah kerusakan yang tidak perlu serta untuk memperpanjang pemakaian alat.

Keutuhan dan fungsi botol sampel laboratorium memegang fungsi yang sangat penting dalam mendukung keberhasilan pada proses penelitian dan eksperimen. Sehingga sangat penting untuk memahami cara menyimpan botol sampel laboratorium seperti di atas.

Cara Menyimpan Sampel Penelitian yang Tepat

Menyimpan sampel penelitian bertujuan untuk mempertahankan jumlah atau konsentrasi mikroorganisme yang ada dalam sampel seperti ketika pengambilan sampel (asli). Peneliti pun tak perlu lagi menggandakan ataupun menguranginya sampai dilakukan analisis hingga penelitian pada sampel tersebut.

Sampel penelitian laboratorium, Sumber: liputan6.com
Sampel penelitian laboratorium, Sumber: liputan6.com

Sampel yang diperoleh harus terlindungi dari kontaminasi luar seperti udara, peralatan sampel serta wadah dari sampel itu sendiri. Adapun beberapa tips dalam menyimpan sampel penelitian yaitu:

1. Hindari Penyimpanan Sampel Penuh

Sesuai dengan ISO 7218 tahun 2017 bahwa menyimpan sampel tidak boleh melebihi 75% dari kapasitas wadah. Hal tersebut dilakukan untuk mencegah kebocoran tutup serta lebih memudahkan Anda dalam proses pengocokan.

Idealnya, sampel disimpan dengan jumlah 50% dari kapasitas wadah. Persentase ini dianggap aman untuk penyimpanan dalam jangka waktu lama sekalipun.

2. Jika Memerlukan Pemindahan, Lakukan Segera

Jika terjadi suatu hal dan mengharuskan pemindahan sampel, maka lakukan sesegera mungkin. Misalnya sampel yang terlalu besar atau wadah sampel yang terlalu lebar, maka pindahkan sebagian sampel secara aseptik ke wadah sampel steril.

Selain itu, pindahkan pula sampel secepat mungkin untuk memastikan sampel dalam keadaan minimal gangguan pada jumlah mikroorganisme yang ada di dalamnya.

3. Labeling dan Identifikasi

Pertama pastikan bahwa setiap botol telah dilengkapi dengan label yang berisi nama bahan kimia, konsentrasi reagen, tanggal pembuatan, tanggal expired serta petunjuk penggunaan.

Pasang label identifikasi tersebut pada tempat yang mudah dilihat, dan susun secara rapi sesuai dengan penanggalan yang dibuat.

4. Tentukan Tempat Penyimpanan yang Tepat

Selanjutnya adalah menentukan tempat penyimpanan yang sesuai dengan botol sampel. Jauhkan dari sinar matahari langsung, sumber panas serta bahan kimia lain yang bisa mempengaruhi zat di dalamnya.

Tempat penyimpanan sampel juga bisa dikategorikan dalam beberapa macam, sesuai dengan sampel yang disimpan. Juga bisa disesuaikan dengan tipe botol sampel yang digunakan.

5. Klasifikasi

Seperti yang disinggung sebelumnya, Anda perlu mengelompokkan sampel berdasarkan jenis serta karakteristiknya dari bahan kimia tersebut. Anda perlu memisahkan bahan kimia yang beracun, korosif serta mudah terbakar dari sampel lainnya.

Jaga supaya bahan kimia yang tidak kompatibel disimpan pada tempat terpisah guna mencegah reaksi kimia yang tidak diinginkan.

6. Pengaturan Kabinet

Proses penyimpanan sampel berikutnya yakni memindahkannya ke dalam kabinet khusus penyimpanan yang telah memenuhi standar keselamatan serta keamanan. Tempatkan botol sampel laboratorium secara hati-hati dan pastikan tidak ada resiko jatuh.

Jika memungkinkan, Anda bisa membuat kabinet tertutup untuk memastikan botol sampel benar-benar tersimpan dengan aman.

7. Periksa Secara Rutin dan Berkala

Lakukan pemeriksaan secara rutin terhadap sampel serta area penyimpanan. Jangan lewatkan pemeriksaan keutuhan botol, label tanggal expired  serta perubahan pada sampel penelitian.

Frekuensi pemeriksaan sampel sendiri bisa disesuaikan dengan karakteristik sampel yang disimpan, mulai dari setiap jam, harian atau mingguan.

8. Gunakan Dry Ice

Menggunakan dry ice, Sumber: amazonaws.com
Menggunakan dry ice, Sumber: amazonaws.com

Hindari proses penyimpanan sampel menggunakan es untuk mendinginkan sampel dalam box. Pasalnya, air dapat mengkontaminasi sampel jika wadah sampel ternyata sobek atau rusak. Sebaiknya gunakan pelindung ganda jika terpaksa menggunakan es.

Selain itu, menggunakan dry ice bisa menjadi alternatif terbaik untuk menjaga suhu tetap dingin namun tanpa menimbulkan tetesan air. Perlakukan khusus ini dilakukan karena ada begitu banyak persyaratan seputar durasi serta suhu penyimpanan sampel sebelum melakukan pengujian guna memastikan konsistensi sampel tetap asli.

Tidak hanya untuk mendinginkan sampel, dry ice juga dapat dimanfaatkan untuk packing frozen food ke luar kota serta menjadi cara menyimpan es krim tanpa freezer terutama ketika ada acara tertentu.

Itulah beberapa tips menyimpan botol sampel laboratorium yang tepat. Terkait dry ice, Anda bisa mendapatkannya di Atlantic Dry Ice. Sebagai penyedia dry ice Tangerang dan sekitarnya, kami menyediakan aneka produk dry ice sesuai keperluan dan siap mengirimkannya ke berbagai wilayah di Indonesia!

More Posts

Coldtherapy, Sumber: sosbones.com

Mengenal Cold Therapy, Apa Itu?

Seiring dengan berkembangnya zaman, cara dan metode untuk menyelesaikan sebuah masalah memang semakin beragam. Misalnya saja solusi untuk mengurangi peradangan atau nyeri pada tubuh dengan

Foto makanan estetik, Sumber: pexels.com

Cara Foto Makanan Estetik, Seperti Apa?

Anda tentu setuju, makanan yang enak akan cenderung lebih menggoda jika tampilannya lebih menarik. Nah, hal tersebut menjadi salah satu alasan kenapa cukup banyak kalangan