Mengurangi Limbah dan Mendaur Ulang Kemasan Dry Ice, Ini Caranya!

Packaging dry ice, Sumber: googleusercontent.com

Bisa dikatakan, penggunaan dry ice semakin meluas di berbagai industri. Misalnya, dry ice digunakan untuk pembekuan kriogenik dalam dunia medis maupun untuk menunjang pengiriman produk yang memerlukan suhu dingin. Namun, di balik penggunaanya yang praktis, kemasan dry ice yang sudah digunakan bisa menjadi masalah lingkungan.

Seperti diketahui, sebagian besar kemasan terbuat dari styrofoam dan plastik yang biasanya hanya sekali pakai. Oleh karenanya, apabila tidak dikelola dengan baik, limbah ini bisa menumpuk dan juga menambah beban polusi.

Nah, dalam hal ini, akan dibahas beberapa langkah praktis yang bisa dilakukan untuk mengurangi limbah kemasan dan meminimalkan dampak pada lingkungan. Simak ulasannya!

Sekilas Tentang Dry Ice dan Kemasan yang Digunakan

Proses penyubliman dry ice, Sumber: dryice.id
Tentang dry ice, Sumber: dryice.id

Sebelum membahas tentang upaya mengurangi limbah kemasan dry ice, pertama Anda perlu tahu karakteristiknya terlebih dahulu. Secara singkat, dry ice merupakan produk yang dibuat dengan bahan dasar karbon dioksida dan digunakan sebagai pendingin. 

Berbeda dengan es batu pada umumnya, dry ice nantinya tidak akan mencair saat digunakan melainkan menguap dan berubah menjadi gas tanpa meninggalkan residu. Sifat inilah yang membuat dry ice sangat efektif untuk menjaga suhu rendah tanpa adanya menimbulkan kelembaban berlebih seperti yang dihasilkan es batu, terutama ketika digunakan untuk penyimpanan darah donor.

Namun, dry ice memiliki karakteristik khusus yang juga memerlukan kemasan yang tepat. Pasalnya, suhu dry ice jauh lebih dingin daripada es batu sekitar -78 derajat celcius. 

Kemasan untuk dry ice, SUmber: orami.co.id
Kemasan untuk dry ice, SUmber: orami.co.id

Oleh karenanya, kemasan yang digunakan produk ini di antaranya:

  • Wadah busa polistirena (EPS): Wadah ini sangat efektif dalam mengisolasi suhu rendah dan menjaga dry ice tetap padat. Busa polistirena juga ringan, sehingga tidak menambah berat pengiriman, tetapi tetap memberikan perlindungan optimal terhadap perubahan suhu di luar wadah.
  • Kotak kardus: Kardus sering digunakan sebagai lapisan luar yang melindungi wadah busa EPS, memberikan lapisan tambahan selama pengiriman, serta memudahkan pengangkutan. Kardus ini juga bisa didaur ulang dengan lebih mudah, meskipun membutuhkan penanganan tertentu agar tetap bersih dari lapisan plastik atau bahan lain.
  • Lapisan film plastik: Lapisan ini memberikan perlindungan tambahan, terutama dari kelembaban, dan membantu menjaga kondisi kemasan tetap kering. Lapisan ini juga memastikan bahwa tidak ada kebocoran gas karbon dioksida yang berbahaya selama dry ice menguap.

Sayangnya, meskipun kemasan ini sangat efektif dalam menjaga stabilitas dry ice, sebagian besar dari bahan-bahan tersebut bersifat sekali pakai. Oleh karenanya, tips pengelolaan kemasan menjadi penting diketahui agar nantinya kemasan yang sudah tidak terpakai tidak hanya menjadi limbah.

Ide Mengurangi Limbah Kemasan Dry Ice

Kemasan dry ice, Sumber: static-src.com
Kemasan dry ice, Sumber: static-src.com

Sebagaimana disinggung sebelumnya, kemasan dry ice kerap kali hanya sekali pakai sehingga terkadang menjadi limbah yang berdampak buruk pada lingkungan. Nah, untuk mengurangi limbah kemasan yang terbuang, ada beberapa ide yang bisa dilakukan. Beberapa ide yang dimaksud di antaranya:

1. Reuse Kemasan Dry Ice

Salah satu ide yang efektif untuk mengurangi limbah kemasan adalah reuse atau memakai ulang kemasan tersebut. Kemasan seperti kontainer busa polistirena yang dipakai memiliki daya tahan yang cukup baik.

Nah, kemasan yang tidak terpakai ini bisa digunakan untuk menyimpan makanan atau barang lainnya. Dengan cara ini, tentu kemasan sisa tersebut tidak akan menjadi limbah, tetapi juga menghemat biaya Anda untuk membeli tempat penyimpanan. 

Atau, Anda juga bisa menggunakan kemasan kontainer busa polistirena ini untuk membuat kerajinan DIY. Dengan demikian, kemasan yang tadinya hanya akan berakhir menjadi sampah bisa dijadikan sesuatu dengan nilai guna yang lebih baik.

2. Daur Ulang Kemasan Styrofoam

Sebagaimana diketahui, kemasan dry ice pada umumnya berasal dari styrofoam. Nah, Anda tentu pasti tahu bahwa styrofoam merupakan kemasan sekali pakai yang nantinya akan menjadi limbah apabila tidak diolah. Telah banyak contoh yang memperlihatkan bagaimana styrofoam mengganggu kondisi lingkungan.

Nah, mendaur ulang kemasan styrofoam adalah langkah yang tepat untuk mengurangi limbah kemasan yang sudah tidak terpakai. Dalam hal ini, Anda bisa menggunakan kemasan styrofoam ini untuk wadah barang-barang di rumah.

Atau, Anda juga bisa mencari fasilitas daur ulang yang ada di sekitar rumah. Cukup banyak pusat daur ulang yang akan mengolah kemasan styrofoam sisa menjadi kemasan yang baru. Cara ini tentu lebih efektif dan efisien untuk mengatasi masalah limbah.

3. Kolaborasi dengan Pengepul Limbah

Untuk mengatasi masalah limbah kemasan yang tidak terpakai, tidak ada salahnya jika Anda berkolaborasi dengan pengepul limbah. Sebagaimana diketahui, pengepul akan mengumpulkan berbagai macam limbah, memilahnya dan kemudian membawanya ke perusahaan daur ulang.

Adanya hubungan antara pengepul dan perusahaan daur ulang ini tentu bisa menjadi opsi yang tepat untuk mengelola limbah dari kemasan dry ice tersebut. Tentu, Anda tidak hanya bisa terhindar dari masalah sampah yang menumpuk, tetapi juga mendapatkan manfaat dari segi ekonomi.

Satu lagi solusi dari cara mengurangi limbah dari kemasan adalah bekerja sama dengan bank sampah. Sama seperti halnya pengepul, bank sampah akan membantu pemilahan berbagai jenis sampah untuk kemudian di daur ulang ataupun dimanfaatkan lagi.

Nah, dengan beberapa cara di atas, Anda nantinya yang membeli produk dry ice berkualitas dari distributor dry ice Depok Atlantic Dry Ice tidak akan bingung bagaimana memperlakukan kemasan yang tidak terpakai.

More Posts

Dry ice aman untuk makanan, Sumber: flavourblaster.com

Menyimak Apakah Dry Ice Aman untuk Makanan?

Penggunaan dry ice pada makanan memang menjadi tren dalam beberapa tahun terakhir. Khususnya di industri pengiriman makanan, restoran, sampai catering. Namun dari penggunaan tersebut, kemudian